Pelayanan Poli : Senin - Jumat : 08.00 - 20.00, Sabtu : 08.00 - 12.00, IGD 24 Jam : (0232) 890 5555

info@rspermatakuningan.com

(0232) 890 5556, 890 5557

Kesehatan

Cetirizine

Kesehatan 1 bulan yang lalu, Oleh : marketing

Mungkin banyak dari Kawan Permata yang memiliki alergi dan disarankan oleh dokter untuk rutin mengonsumsi Cetirizine. Yup, Cetirizine merupakan obat yang biasa digunakan oleh penderita alergi dan banyak diresepkan oleh dokter untuk proses pemulihan dan pereda reaksi alergi.

Hal ini karena Cetirizine merupakan antihistamin yang dapat meredakan reaksi alergi pada seseorang. Akan tetapi, penggunaan Cetirizine harus digunakan secara bijak karena Cetirizine termasuk ke dalam kategori obat resep. Tanpa perlu panjang lebar lagi, yuk! Kita bahas obat alergi yang satu ini.

Apa Itu Cetirizine?

Cetirizine merupakan antihistamin yang biasa digunakan untuk meredakan dan mengobati reaksi alergi. Sebuah laporan yang dirilis StatPearls pada laman Pubmed menyebutkan bahwa Cetirizine merupakan antihistamin generasi kedua yang efektif dalam meredekan bersin, rinorea, mata berair akibat alergi musiman, serta rhinitis yang disebakan oleh alergi debu dan tungau.

Selain itu, Cetirizine telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat Amerika (FDA) untuk pengobatan alergi Rhinitis dan Urtikaria Kronis. Tidak hanya Rhinitis dan Urtikaria Kronis, beberapa reaksi alergi dapat diobati oleh Cetirizine, seperti:

  1. Biduran
  2. Gatal-gatal atau pruritus
  3. Alergi konjugtivitis
  4. Angioedema
  5. Reaksi anafilaksi
  6. Rhinitis

Cetirizine juga bekerja dalam tubuh dengan diserap oleh saluran pencernaan dan mengalami ekskresi yang cukup besar melalui ginjal. Efek dari penggunaan cetirizine biasanya mulai muncul setelah 20 hingga 60 menit dan bertahan selama setidaknya 24 jam. Makanan yang dikonsumsi tidak akan memengaruhi tingkat paparan cetirizine, tetapi waktu untuk mencapai konsentrasi puncak tertunda selama 1,7 jam.

Awalnya di Amerika Serikat cetirizine hanya bisa didapatkan dengan resep dari dokter, tepatnya pada tahun 1995. Namun, pada tahun 2007 cetirizine mulai masuk ke dalam kategori obat bebas yang bisa didapatkan tanpa penggunaan resep, tetapi di Indonesia penggunaan cetirizine tetap memerlukan resep dari dokter loh #KawanPermata.

Golongan Obat Resep
Manfaat Meredakan Reaksi Alergi
Kategori Obat Antihistamin Generasi 2 (dua)
Dikonsumsi oleh Dewasa dan Anak usia lebih dari 2 tahun
Penggunaan Cetirizine pada Ibu Menyusui Dosis cetirizine yang kecil dan sesekali dapat diterima selama menyusui. Penggunaan dosis yang lebih besar dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan produksi ASI atau rasa kantuk dan efek samping lainnya pada bayi, terutama bila dikombinasikan dengan pseudoefedrin.
Penggunaan Cetirizine pada Ibu Hamil Belum ada studi yang terkontrol terkait penggunaan cetirizine pada ibu hamil, tetapi lakukanlah konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi cetirizine.
Bentuk Obat Kaplet, kapsul, tablet, kaplet salut selaput, tablet salut selaput, sirup, atau drops (obat tetes oral)

Efek Samping Cetirizine

Penggunaan obat-obatan tentunya perlu dilakukan dengan bijak karena terdapat beberapa efek samping yang dihasilkan dari konsumsi obat-obatan, baik konsumsi jangka pendek maupun jangka panjang. Dilansir Drugs.com Efek samping penggunaan cetirizine, diantaranya:

  1. Pusing, mengantuk;
  2. Perasaan lelah;
  3. Mulut kering;
  4. Sakit tenggorokan, batuk;
  5. Mual, sembelit; atau
  6. Sakit kepala.

Segera hubungi dokter terdekat jika Kawan Permata mengalami efek samping berat setelah mengonsumsi cetirizine, seperti:

  1. Detak jantung cepat, berdebar, atau tidak teratur;
  2. Kelemahan, tremor (gemetar tak terkendali), atau masalah tidur (insomnia);
  3. Perasaan gelisah yang parah, hiperaktif;
  4. Kebingungan;
  5. Masalah penglihatan; atau
  6. Buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau tidak buang air kecil sama sekali.

Aturan Pakai Cetirizine

Penggunaan cetirizine tentunya disesuaikan dengan kondisi dan usia pasien, pasien dewasa akan berbeda dosisnya dengan pasien anak. Sebuah jurnal yang dirilis Pubmed dengan judul Cetirizine memaparkan aturan pakai dan dosis Cetirizine, sebagai berikut:

  1. Anak-anak usia 6 hingga 11 tahun: direkomendasikan 5 hingga 10 mg (1 atau 2 sendok teh) sekali sehari dalam bentuk sirup, tergantung pada tingkat keparahan gejala.
  2. Pada orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun atau lebih, dosis yang dianjurkan adalah 5 hingga 10 mg/hari secara oral, bergantung pada tingkat keparahan gejala.
  3. Anak-anak berusia 2 hingga 5 tahun: 2,5 mg (setengah sendok teh) dalam bentuk sirup sekali sehari.
  4. Anak-anak berusia 6 bulan hingga 23 bulan: dosis yang dianjurkan adalah 2,5 mg (setengah sendok teh) dalam bentuk sirup sekali sehari.
  5. Satu tetes (larutan mata cetirizine hidroklorida 0,24%) diteteskan pada mata yang sakit dua kali sehari untuk pasien dengan konjungtivitis alergi. 

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Konsumsi Cetirizine

Masih dalam jurnal yang sama yang dirilis oleh PubMed, Cetirizine terhitung aman dan relatif dapat ditoleransi dengan baik untuk mengobati rinitis alergi dan urtikaria. Meskipun jarang terjadi, efek samping utamanya pada orang dewasa meliputi rasa kantuk, kelelahan, faringitis, pusing, dan mulut kering. Rasa kantuk tampaknya merupakan efek yang berhubungan dengan dosis cetirizine. Penelitian menunjukkan bahwa pada beberapa pasien, cetirizine menyebabkan rasa kantuk di siang hari.

Anak-anak yang mengonsumsi cetirizine paling sering mengalami efek samping yang sama dengan orang dewasa yang mengonsumsi cetirizine (misalnya, mengantuk, kelelahan, dan mulut kering). Anak-anak, khususnya, lebih mungkin mengalami sakit kepala saat mengonsumsi cetirizine dibandingkan orang dewasa.

Akan tetapi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum konsumsi Cetirizine, diantaranya:

  1. Pasien harus disarankan untuk tidak menggunakan cetirizine bersamaan dengan alkohol atau depresan SSP lainnya, seperti benzodiazepin atau opioid, karena kombinasi ini dapat menyebabkan sedasi terkait dosis.
  2. Pitolisant adalah antagonis kompetitif reseptor histamin-3 dan agonis terbalik yang digunakan pada pasien narkolepsi. Penggunaan bersamaan dengan antihistamin seperti cetirizine dapat mengurangi kemanjuran terapi pitolisant. Kombinasi ini harus dihindari.
  3. Cetirizine menurunkan konsentrasi plasma gabapentin dan mengurangi paparan sistemik terhadap gabapentin. Namun, gabapentin merupakan depresan SSP. Sinergisme farmakodinamik antara kedua obat ini dapat menyebabkan depresi SSP tambahan yang dapat diamati.
  4. Cetirizine merupakan substrat glikoprotein P, sedangkan verapamil merupakan penghambat glikoprotein P. Pemberian kedua obat secara bersamaan mencegah keluarnya cetirizine dari sistem saraf pusat dan meningkatkan aktivitas antihistamin.
  5. Cetirizine tidak boleh diberikan bersama erdafitinib, penghambat glikoprotein P (ABCB1, MDR1).

Meskipun terbilang obat aman dengan minim efek samping, penggunaan Cetirizine haruslah sesuai dengan resep dokter ya Kawan Permata. Bijaklah dalam penggunaan obat, jika memang dirasa ada efek samping yang tidak biasa, Kawan Permata bisa segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat atau ke RS Permata Kuningan.

Source:

Naqvi, Aasim, et.all. (2024). Cetirizine. StatPearls PubMed. Diakses Mei 08, 2025
Drugs.com. (2024). Diakses Mei 08, 2025, dari https://www.drugs.com/cetirizine-hcl.html

Disunting Oleh : Farmasi RS Permata Kuningan

Hubungi Kami

Jl. Cut Nyak Dien,Kel. Cijoho,Kec. Kuningan,Kab. Kuningan,Prop. Jawa Barat

info@rspermatakuningan.com

(0232) 890 5556, 890 5557

IGD (0232) 890 5555

Follow Us

© 2020 - 2025 IT RS Permata Kuningan, PT Kuningan Kampung Sehat.
All Rights Reserved.

Designed by HTML Codex
Distributed by ThemeWagon