Pelayanan Poli : Senin - Jumat : 08.00 - 20.00, Sabtu : 08.00 - 12.00, IGD 24 Jam : (0232) 890 5555

info@rspermatakuningan.com

(0232) 890 5556, 890 5557

Kesehatan

Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak

Kesehatan 9 bulan yang lalu, Oleh : marketing

Dilansir dari jurnal yang berjudul “Dengue hemorrhagic fever and the liver” Demam Berdarah Dengue atau DBD merupakan salah satu infeksi yang biasa muncul di wilayah tropis dan subtropis. Infeksi ini ditularkan dari nyamuk yang membawa virus dengue (DENV), sebuah flavivirus yang menyebabkan hampir 390 juta pasien terjangkit setiap tahunnya.

Itu sebabnya, tiap tahunnya Indonesia memiliki angka kasus DBD yang cukup tinggi, baik pada dewasa maupun anak-anak. Hal ini juga dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia yang berada di daerah lintang khatulistiwa dan sangat mendukung pertumbuhan serta penyebaran Aedes aegypti pada manusia melalui nyamuk.

Masih dalam jurnal yang sama “Dengue hemorrhagic fever and the liver”, diperkirakan bahwa demam berdarah akan lebih kuat (infeksinya) di negara-negara endemik DBD. Hal ini karena dipengaruhi perubahan iklim dan peran wisatawan asing yang melakukan perjalanan internasional ke negara tersebut.

Infeksi DBD pada anak

Menurut WHO, Demam Berdarah merupakan infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk dan menyebabkan penyakit mirip flu yang parah. Terkadang infeksi DBD dapat menyebabkan komplikasi yang berpotensi mematikan. Ada 4 serotipe virus penyebab demam berdarah yang diantaranya adalah DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4.

Sebuah laporan yang dirilis Journal of The Indonesian Medical Association yang berjudul “Epidemiology of Children with Severe Dengue Infection in Dr. Soetomo General Hospital” menerangkan bahwa diperkirakan 500.000 pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) memerlukan rawat inap setiap tahunnya dan 90% diantaranya didominasi oleh anak-anak.

Melalui data 90% itu, 2,5% dari mereka yang terinfeksi DBD meninggal setiap tahunnya. Sejak kasus infeksi DBD dilaporkan pada 1968 di Jakarta dan Surabaya, infeksi demam berdarah telah menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan ancaman kematian.

Selain itu, DBD lebih banyak dan sering terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun yang tinggal di daerah hiperendermik (tempat yang penyebaran penyakitnya lebih persisten) dan biasanya terjadi secara berulang. Oleh karena itu, kawan permata perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dimana anak-anak bermain guna terhindar dari infeksi DBD.

Gejala Demam Berdarah Dengue pada Anak

Dikutip dari kidshealth.org bahwa umumnya gejala demam berdarah cukup ringan pada anak-anak yang belum perenah terinfeksi virus Aedes aegyti. Akan tetapi, mereka yang pernah terinfeksi oleh DBD sebelumnya memungkinkan untuk menderita gejala sedang hingga berat. Tanda dan gejala umum DBD meliputi:

  1. Demam tinggi, biasanya bisa mencapai suhu 40°C
  2. Nyeri di belakang mata
  3. Rasa nyeri pada persendian, otot, serta tulang
  4. Sakit kepala yang cukup berat
  5. Timbul ruang di beberapa bagian tubuh
  6. Pendarahan ringan pada hidung, gusi, dan mudah memar

Pada mulanya demam berdarah biasa disebut “breakbone fever” atau “demam patah tulang” loh kawan permata, baru tahu kan? Hal ini karena adanya gejala nyeri parah pada tulang dan otot, meski begitu demam faktanya tidak dapat mematahkan tulang.

Selain itu, Demam Berdarah Dengue (DBD) biasanya memiliki tiga fase gejala yang tiap fasenya memiliki perbedaan:

  1. Fase demam, bisanya fase ini ditandai dengan demam tinggi yang muncul secara tiba-tiba dengan kisaran 39-40°C yang berlangsung selama 2-7 hari. Fase ini meliputi:
    • Sakit kepala, wajah memerah
    • Sakit mata, nyeri di sekitar rongga mata
    • Mual dan muntah
    • Nyeri otot
    • Nafsu makan menurun
    • Nyeri sendi dan tulang
    • Muncul ruam merah di kulit
    • Pada sebagian orang, terasa nyeri perut sekitar rusuk kanan
  2. Fase kritis, merupakan fase kedua, terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah fase demam. Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memasuki fase ini. Periode ini sangat krusial dan memerlukan pemantauan ketat karena dapat melibatkan komplikasi seperti syok akibat demam tinggi dan pendarahan internal akibat kebocoran plasma dari pembuluh darah. Gejala yang ditemukan pada fase ini antara lain:
    • Sakit perut parah (terutama di kuadran kanan atas) akibat pembesaran hati
    • Mual dan muntah terus-menerus
    • Anoreksia
    • Pendarahan tidak normal
    • Gusi berdarah dan mimisan
    • Kencing, feses, atau muntah disertai darah
    • Kesulitan bernafas
    • Kelelahan, keletihan, lemah, dan lesu
    • Muncul bintik merah kecil di kulit
    • Ekstremitas dingin
    • Berkeringat
    • Demam turun dengan cepat disertai dengan syok
    • Pendarahan gastrointestinal
    • Kegagalan peredaran darah
    • Potensi kematian
  3. Fase pemulihan merupakan tahap akhir dari penyakit demam berdarah. Seseorang yang telah melewati fase demam tanpa memasuki fase kritis, atau yang telah pulih dari fase kritis kedua selama 1-2 hari, akan mencapai fase pemulihan. Pada fase ini, tubuh berangsur pulih, dan berbagai gejala demam berdarah berangsur membaik.
    • Perbaikan gejala secara keseluruhan
    • Demam mereda dan suhu tubuh kembali normal
    • Tekanan darah dan denyut nadi meningkat
    • Peningkatan keluaran urin
    • Mengecilkan ukuran hati yang membesar dalam waktu 1-2 minggu
    • Peningkatan nafsu makan
    • Munculnya bercak putih kecil pada kulit di area merah yang lebih besar

Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue

Dilansir dari mayoclinic.org seseorang memiliki risiko yang tinggi untuk terpapar demam berdarah, jika :

  1. Orang tersebut tinggal di area tropis, orang yang tinggal di daerah tropis dan subtropis memiliki risiko yang tinggi terpapar penyakit DBD. Khususnya di area yang tinggi risiko seperti Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika, dan Kepulauan Pasifik Barat.
  2. Orang tersebut pernah terinfeksi demam berdarah pada masa lalu, infeksi DBD sebelumnya dapat memperberat gejala yang dialami oleh pasien Demam Berdarah Dengue.

Tips Agar Terhindar dari Demam Berdarah Dengue

Dilansir dari mayoclinic.org Seseorang yang Demam Berdarah Dengue atau DBD memerlukan penanganan khusus dari dokter. Meski telah ada vaksin untuk DBD, tetapi WHO menekankan bahwa vaksin tersebut bukanlah alat yang efektif untuk mengurangi DBD di daerah dimana DBD umum terjadi.

Pencegahan gigitan nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk masih menjadi cara yang efektif untuk menekan penyebaran demam berdarah. Berikut langkah preventif untuk mencegah demam berdarah:

  1. Tinggalah di rumah yang memiliki AC atau penyaring (seperti kelambu). Hal ini karena nyamuk pembawa virus demam berdarah yang aktif di waktu fajar hingga sore hari dapat masuk ke rumah kita. Meski begitu nyamuk pembawa virus DBD juga memiliki kemungkinan untuk mengigit pada malam hari
  2. Gunakan pakaian pelindung yang dapat melindungi kulit dari gigitan nyamuk. Apabila kamu mengunjungi daerah yang banyak nyamuk (hutan, pedesaan, dan semisalnya) kenakanlah baju lengan panjang, celana panjang, kaos kaki, dan sepatu.
  3. Gunakan obat nyamuk untuk mengusir nyamuk. Permetrin dapat diaplikasikan pada pakaian, sepatu, perlengkapan berkemah, dan kelambu. Kamu juga dapat membeli pakaian berbahan permethrin yang sudah ada di dalamnya. Jika penggunaannya untuk kulit, kamu bisa menggunakan obat nyamuk berbahan konsentrat DEET 10%.
  4. Mengurangi habitat nyamuk. Nyamuk pembawa virus demam berdarah biasanya hidup di dalam dan di sekitar rumah, berkembang biak di genangan air yang dapat terkumpul di ban bekas. Kamu bisa menekan populasi nyamuk dengan membasmi habitat tempat mereka bertelur. Minimal seminggu sekali dengan mengosongkan dan membersihkan wadah/bejana yang menampung genangan air, seperti pot tanaman, piring hewan, tong sampah, vas bunga, dan lain sebagainya. Jaga agar wadah air tetap tertutup di sela-sela pembersihan.

Vaksinasi Demam Berdarah Dengue

Selain melakukan tindakan preventif di atas, Kawan Permata dapat juga menggunakan vaksin Demam Berdarah Dengue. Pusat Kontrol Penyakit Menular di Amerika Serikat atau CDC merokemendasikan penggunaan vaksin DBD pada anak berusia 9-16 tahun yang sebelumnya pernah terinfeksi oleh DBD.

Penggunaan vaksin ini sangat direkomendasikan untuk wilayah-wilayah tropis atau wilayah yang memiliki angka DBD cukup tinggi setiap tahunnya. Hal yang perlu diperhatikan bahwa anak-anak yang sebelumnya tidak pernah mengalami infeksi demam berdarah berisiko lebih tinggi terkena penyakit demam berdarah parah dan dirawat di rumah sakit jika terkena demam berdarah setelah menerima vaksinasi Dengvaxia.

Oleh karena itu, penyedia layanan kesehatan harus memeriksa bukti adanya infeksi demam berdarah sebelumnya yang dikonfirmasi oleh laboratorium sebelum vaksinasi. Lalu apakah ada efek samping yang ditimbulkan setelah melakukan vaksinasi?

  1. Efek samping yang paling umum termasuk nyeri, gatal, atau nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kurang energi, dan ketidaknyamanan umum. Efek samping ini adalah tanda normal bahwa tubuh sedang membangun perlindungan, dan efek samping tersebut akan hilang dalam beberapa hari.
  2. Terkadang orang pingsan setelah prosedur medis, termasuk vaksinasi. Beritahu penyedia Anda jika Anda merasa pusing atau mengalami perubahan penglihatan atau telinga berdenging.
  3. Seperti halnya obat apa pun, kecil kemungkinan vaksin menyebabkan reaksi alergi parah, cedera serius lainnya, atau kematian.

Jika Kawan Permata merasakan gejala di atas atau Kawan Permata mendapi gejala di atas ada pada si buah hati, Kawan Permata bisa segera langsung munghubungi pusat kesehatan/klinik terdekat atau Kawan Permata bisa datang langsung ke RS Permata Kuningan. RS Permata Kuningan tentunya memiliki 2 Dokter Spesialis Anak yang siap untuk memberikan layanan terbaik bagi kamu.

Source:

Fadilla, Aulia Nur., Husada, Domicus., & Utomo, Budi. (2020). Epidemiology of Children with Severe Dengue Infection in Dr. Soetomo General Hospital.

Leowattana, Watana & Leowattana, Tawithep. (2021). Dengue Hemorrhagic Fever and The Liver. World Journal of Hepatology. J Indon Med Assoc, (70), 4

Cdc.gov. (2024). Diakses Juli 02, 2024 dari https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/dengue/public/index.html

Kidshealth.org. (2022). Diakses April 23, 2024 dari https://kidshealth.org/en/parents/dengue.html

Mayoclinic.org. (2022). Diakses Mei 20, 2024 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078

Medparkhospital.com. (2023). Diakses Mei 20, 2024 dari https://www.medparkhospital.com/en-US/disease-and-treatment/dengue-fever

Who.int. (2019). Diakses Mei 20, 2024 dari https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/dengue-and-severe-dengue

Disunting Oleh : dr. Adhitya Agung Pratama, Sp.A

Hubungi Kami

Jl. Cut Nyak Dien,Kel. Cijoho,Kec. Kuningan,Kab. Kuningan,Prop. Jawa Barat

info@rspermatakuningan.com

(0232) 890 5556, 890 5557

IGD (0232) 890 5555

Follow Us

© 2020 - 2025 IT RS Permata Kuningan, PT Kuningan Kampung Sehat.
All Rights Reserved.

Designed by HTML Codex
Distributed by ThemeWagon